
Pendapatan PDAM Makassar Tertinggi di Bulan Juli, Ini Strategi yang Dilakukan Plt Dirut Hamzah Ahmad dan Direksinya
MAKASSAR, LIVENEWS-TV.COM – Perlahan namun pasti, Plt Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum atau PDAM Kota Makassar Hamzah Ahmad dan jajaran direksinya mampu memulihkan kondisi keuangan dan tata kelola lembaga pelayanan publik yang dipimpinnya.
Sejak menjabat akhir April 2025, kondisi PDAM setempat mencatatkan kerugian akumulatif sebesar Rp 5,2 miliar.
Namun, per Juli 2025, Hamzah Ahmad dan jajaran direksinya berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 826 juta.
Dalam konferensi persnya di di Aula Tirta Dharma PDAM Makassar, Jumat (8/8/2025), Hamzah didampingi Plt Direktur Keuangan, Nanang Supriyatno, dan Kabag Humas Fazad Azizah, menyampaikan hasil positif itu tak lepas dari upaya masif menekan tingkat kehilangan air atau Non-Revenue Water (NRW) yang sebelumnya menyentuh angka 52 persen.
Menurutnya, kebocoran air merupakan salah satu masalah terbesar yang mengerus pendapatan dan tingginya angka NRW.
“Tingginya angka NRW bisa ditimbulkan karena kebocoran air akibat masalah teknis serta pencurian air oleh oknum tertentu,” terangnya.
Dengan kerja keras terukur serta efisiensi biaya operasional, dalam tiga bulan terakhir PDAM akhirnya mampu menekan kerugian PDAM dan mulai mendongrak pendapatan.
Diantara yang dilakukan antara lain perbaikan pada 2.000 titik lebih kebocoran, termasuk pipa induk berdiameter 630 mm di Jalan Beringin, Kabupaten Gowa, yang selama ini kerap menyebabkan kehilangan air dalam volume besar.
Perbaikan itu berdampak signifikan pada layanan pelanggan. Sebanyak 3.114 sambungan rumah yang sebelumnya tidak teraliri air, kini telah menikmati pasokan air bersih. Selain itu, hampir 500 titik pengaduan pelanggan berhasil diselesaikan.
Sementara itu, Plt Direktur Keuangan PDAM Kota Makassar, Nanang Supriyatno, menjelaskan salah kunci keberhasilan dari sisi efisiensi anggaran yaitu pengetatan dan rasionalisasi sejumlah pos pengeluaran.
Diantaranya mengurangi anggaran perjalanan dinas yang dianggap tidak penting, pemangkasan anggaran sejumlah kegiatan lain, dan penataan jumlah tenaga kerja. Dampaknya, estimasi pengeluaran sebesar Rp 2,5 miliar, mampu ditekan menjadi sekitar Rp 1 miliar saja.
“Saat kami masuk, jumlah karyawan mencapai 1.431 orang. Ini terlalu besar jika dibandingkan dengan jumlah sambungan aktif sekitar 183.936 pelanggan.
Berdasarkan regulasi Kementerian Dalam Negeri, idealnya rasio karyawan adalah 1:200 sambungan,” bebernya.
Olehnya, direksi melakukan penataan tenaga kerja dan karyawan yang kini berjumlah 1.295. Meski hal itu dinilai masih belum ideal, namun tren perbaikannya sudah sangat positif.
Selain itu, dampak penataan kelolaan di tubuh PDAM dalam tiga bulan terakhir secara efektif dan efisien, mampu memberi mendongrak pendapatan operasional dari rekening air dengan signifikan.
Pada Juli ini, PDAM Makasar menorehkan pendapatan tertinggi sebesar Rp 30,41 miliar dengan tingkat kehilangan air (NRW) turun drastis ke 45,58 persen. Angka NRW itu merupakan terendah sepanjang tahun 2025.
Penurunan NRW merupakan hasil dari pengawasan distribusi yang lebih ketat dan perbaikan sistem teknis di lapangan.(*)