
Opini Wakil Ketua Umum KADIN Andi Rahmat: Kebijakan Pembentukan Batalyon-batalyon Baru TNI
Jika kita menilik pergeseran besar peta kekuatan ekonomi dunia, nampak jelas bahwa Asia, khususnya di kawasan Indo Pasifik merupakan episentrum baru bagi pergeseran kekuatan ekonomi dunia.
Di tahun 1960, Empat kekuatan ekonomi besar dunia adalah AS (USD 543 Miliar), Jerman Barat (USD 146 Miliar), Inggris (USD 73 Miliar) disusul Prancis (USD 62 Miliar).
Keempatnya adalah negara-negara Barat, tiga diantaranya berada di Eropa.
Di perkirakan di tahun 2027 keadaan itu akan berubah dimana empat kekuatan ekonomi dunia berturut-turut adalah AS, China, Jepang dan India.
Pergeseran ini membawa konsekuensi pada peningkatan pergeseran proyeksi kekuatan-kekuatan dunia ke kawasan Indo Pasifik.
Penulis berkesempatan menghadiri Pameran Indo Defence yang digelar baru-baru ini. Dalam berbagai kesempatan, kami mendengar dan berdiskusi dengan banyak perwakilan militer negara-negara lain.
Yang pada intinya memiliki kesepahaman yang sama, bahwa kawasan Indo Pasifik sebagai kawasan ekonomi paling dinamis saat ini dan karenanya juga menjadi kawasan yang secara militer pun turut mengalami ekskalasi dinamis.
Kawasan ini kini menjadi titik baru bagi proyeksi militer banyak negara yang memiliki kepentingan ekonomi di kawasan ini.
Keadaan inilah yang mesti dihadapi dan dimitigasi dengan baik oleh pemerintahan Prabowo.
Pembangunan ekonomi Indonesia kini tidak lagi zonder gesekan geopolitik dunia.
Bahkan, Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru di kawasan turut pula menarik perhatian bagi kepentingan strategis negara lain. Termasuk pula bagi kepentingan proyeksi militer negara-negara yang bahkan tidak berada di kawasan Indo Pasifik seperti dari negara-negara Eropa.
Pergeseran proyeksi ini, dari sudut pandang penganut teori realisme dalam hubungan internasional, mencerminkan pula pergeseran episentrum konflik.
Dari kacamata teori realisme, pergeseran ini bersifat survival (keberlangsungan hidup ).
Ketegangan di kawasan ini bersumber dari kepentingan banyak negara untuk bertahan hidup ditengah arus deras perubahan dunia di berbagai sektor.
Terutama survivalitas ekonomi bagi banyak negara-negara itu, yang kini dan dimasa datang, akan sangat banyak bergantung kepada kawasan Indo Pasifik.
Dalam mengantisipasi kesemuanya itu, kita diperhadapkan pada kekuatan militer Indonesia yang masih sangat rawan, baik itu peralatan maupun personel.